Kasus Malaria di Boven Digoel Melonjak, Puskesmas Tanah Merah Bergerak Cepat

Boven Digoel, InfoPublik - Curah hujan tinggi yang melanda Kabupaten Boven Digoel dalam beberapa waktu terakhir berdampak pada lonjakan kasus penyakit, terutama malaria.
Kepala Puskesmas Tanah merah, Norbertha K. Guyop, menyebut bahwa pada Juni 2025 lalu, terjadi peningkatan signifikan jumlah kunjungan pasien. "Kunjungan pasien meningkat cukup signifikan. Dari sekitar 1.800 pasien yang datang untuk berobat maupun kontrol, tercatat 210 orang positif malaria. Selain malaria, kami juga banyak menangani kasus hipertensi dan penyakit kulit,” ujar Norbertha saat ditemui di Ruangannya. Kamis (10/7/2025)
Menghadapi kondisi tersebut, pihak Puskesmas bergerak cepat dengan memperkuat edukasi dan pengobatan kepada masyarakat. Norbertha mengimbau warga untuk aktif menjaga kebersihan lingkungan sebagai langkah utama pencegahan. Beberapa hal yang disarankan antara lain mengalirkan air yang tergenang, membuka pintu dan jendela di pagi hari agar sinar matahari masuk ke rumah, serta tidak menggantung pakaian di dalam ruangan yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
“Malaria memang rentan menyerang ibu hamil dan anak-anak. Namun, dari hasil pemeriksaan kami, justru mayoritas pasien malaria kali ini adalah orang dewasa,” jelasnya.
Puskesmas Tanah Merah mencatat bahwa Kampung Sokanggo menjadi wilayah dengan kasus malaria terbanyak, terutama jenis malaria tropika. Untuk itu, Puskesmas tengah mempersiapkan pemetaan wilayah dan merancang rapat lintas sektor yang melibatkan PJ Malaria, bagian P2 Puskesmas, Dinas Kesehatan, serta aparat kampung hingga tingkat RT.
Langkah konkret yang dirancang meliputi peningkatan sosialisasi langsung ke kampung-kampung, edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta promosi protokol kesehatan.
Dari sisi layanan kesehatan, Norbertha memastikan bahwa ketersediaan tenaga medis dan stok obat-obatan di Puskesmas Tanah Merah masih memadai. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan penyemprotan insektisida (IRS) di kampung-kampung rawan malaria, khususnya Kampung Sokanggo, setelah melalui tahapan pemeriksaan jentik nyamuk.
“Melihat situasi kesehatan saat ini, kami mengimbau masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan diri dan lingkungan. Pencegahan malaria adalah tanggung jawab bersama. Mari kita ciptakan lingkungan yang sehat dan bebas malaria,” tutup Norbertha.
(MC Boven Digoel/Erwin)