Pendataan Usaha Ekonomi Kreatif di Distrik Kouh: Warga Hadapi Kendala Modal dan Pemasaran

br6863787c41138.jpeg

Boven DigoelInfoPublik - Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Boven Digoel melalui Bidang Ekonomi Kreatif dan Promosi, melaksanakan pendataan jasa akomodasi pariwisata dan pelaku usaha ekonomi kreatif di tiga kampung di Distrik Kouh, yakni Kampung Mandobo, Kombay, dan Jair.

Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (19/6/2025) bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Boven Digoel. Tujuannya untuk memetakan keberadaan para pelaku usaha lokal maupun non-lokal yang bergerak di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Kepala Bidang Ekonomi Kreatif dan Promosi, Lea Amuru, menjelaskan bahwa pendataan dilakukan sejak pagi hingga pukul 17.30 WIT. Salah satu kendala utama yang ditemukan di lapangan adalah sulitnya pemasaran produk hasil kerajinan masyarakat.

"Kami membentuk tiga kelompok untuk mendata masing-masing kampung. Kendala yang paling banyak kami temui adalah bagaimana masyarakat mempromosikan hasil kerajinan mereka," ujar Lea kepada media di lokasi kegiatan.

Lea mengatakan, selain kendala pemasaran, masyarakat juga menyampaikan kebutuhan akan modal usaha. Untuk itu, pihaknya memberikan arahan terkait dokumen administratif yang perlu disiapkan seperti Surat Izin Usaha, NPWP, Surat Keterangan Domisili Usaha, IMB, dan dokumen pendukung lainnya agar proses penyaluran bantuan modal dapat berjalan sesuai ketentuan.

"Sebagian besar warga meminta bantuan modal, jadi kami sampaikan persyaratan yang harus dipenuhi agar mereka bisa mengakses bantuan tersebut," tambahnya.

Dari hasil pendataan, beberapa jenis usaha kerajinan lokal yang ditemukan di antaranya adalah noken, pakaian adat, hiasan kepala, kalung manik-manik, piring makan tradisional, tombak, grup musik tradisional, dan berbagai kerajinan lainnya.

Lea berharap agar para pelaku usaha bisa segera melengkapi persyaratan administratif yang diperlukan agar mereka terdata secara resmi, sehingga ke depan bantuan dari pemerintah daerah maupun Dana Otonomi Khusus (Otsus) bisa disalurkan secara tepat sasaran.

Sementara itu, salah satu pengrajin asal Kampung Jair, Julita Kingo, menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran tim dari dinas yang telah datang langsung dan mencatat hasil karya mereka.

Julita juga berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih pada hasil kerajinan masyarakat, yang hingga kini belum memberikan keuntungan maksimal. Selain itu, ia menyampaikan rencana pembentukan sanggar budaya di Kampung Jair guna mewadahi dan mengembangkan usaha kerajinan secara lebih terorganisir. ( MC.BOVEN DIGOEL / ERWIN )